ads

Contoh banner 1

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

TNI harus menegaskan jati diri sebagai tentara rakyat. Sebagai tentara rakyat, TNI tidak boleh melupakan rakyat. TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat.  TNI tidak boleh berjarak dengan rakyat serta harus selalu bersama-sama rakyat. Hanya dengan bersama-sama rakyat, TNI akan kuat dalam  menjalankan tugas pengabdian pada bangsa dan negara.

Demikian ditegaskan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo dalam amanat tertulis pada Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia Tahun 2015 yang dibacakan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi yang berlangsung di lapangan Panglima Besar Jenderal Sudirman, Ambarawa (5/10).

Lebih lanjut dijelaskan, hanya bersama-sama rakyat, TNI menjadi kekuatan militer yang hebat, kekuatan militer yang disegani serta kekuatan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

“Dalam darah TNI juga mengalir  jati diri sebagi tentara pejuang. Sebagai tentara pejuang,  TNI harus memiliki daya juang dan semangat pantang menyerah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian”, jelas Presiden RI.

Dengan semangat juang, TNI harus mampu menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.  TNI harus mampu menghadapi para penjarah sumberdaya laut dan perikanan kita. TNI harus mampu menjaga wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan kita.

Sebagai bangsa yang majemuk, kita  bangga memiliki Tentara Nasional. TNI  menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. Sebagai Tentara Nasional, TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam kotak suku, agama dan golongan. TNI adalah satu, yakni Tentara Nasional, yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan, mengatasi kepentingan pribadi dan kelompok, yang mempersatukan ras, suku, dan agama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Bersama-sama rakyat, TNI harus terus menjaga kebhinneka tunggal ika-an. Hanya dengan itu, Indonesia bisa menjadi bangsa majemuk yang kuat dan solid.

Terkait dengan kemajemaukan, Presiden menyampaikan bahwa  bangsa Indonesia bukan hanya menghadapi tantangan di bidang politik, keamanan dan ekonomi, namun juga menghadapi tantangan dalam mengelola kemajemukan. Kemajemukan bisa menjadi kekuatan yang maha dasyat jika kita mampu menjaganya dengan baik. Banyak bangsa yang harus menghadapi takdir sejarah, terpecah-belah, tercerai-berai karena tidak mampu menjaga kemajemukan. Ini tidak boleh terjadi di Bumi Pertiwi kita.

Keragaman dan perbedaan janganlah menjadi sumber konflik. Kemajemukan seharusnya semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa. Kita harus mampu menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan kita dalam menyongsong masa depan.

Pada kesempaan ini, Presiden RI berharap agar TNI lebih siap dalam menghadapi corak peperangan masa depan di tengah kondisi geografis khas negeri kita, sebagai negara maritim. Sehingga perlu peningkatan kapasitas pertahanan nasional melalui pembentukan TNI yang profesional. Sebagai Tentara Profesional, prajurit TNI harus benar-benar terdidik dan terlatih.  Prajurit TNI harus terus menerus meningkatkan kemampuannya dengan melakukan latihan-latihan berkesinambungan.

Hal tersebut sesuai dengan tema  HUT TNI ke 70,  yaitu “Bersama Rakyat  TNI Kuat, Hebat, Profesional Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”.

Disisi lain, untuk membangun kekuatan pertahanan, maka  harus bisa memenuhi kebutuhan alutsista secara terpadu di ketiga matra pertahanan. Saat ini hampir semua negara berlomba-lomba untuk memajukan teknologi pertahanannya. Kita juga melakukan upaya membangun postur pertahanan TNI yang makin kokoh, alutsista makin lengkap, dan makin modern. Modernisasi teknologi pertahanan memang diperlukan untuk terus menerus mengimbangi kemajuan zaman.

Akhir amanat, Presiden mengajak kepada seluruh Prajurit TNI untuk terus meningkatkan kemampuan, profesionalisme, dan kesiap-siagaan dimanapun kalian berada dan bertugas.

“Mari kita jaga dan pelihara keutuhan dan kekompakan TNI.  Peliharalah dan jagalah terus kemanunggalan TNI dengan rakyat, karena bersama rakyat, TNI kuat.Pegang teguh amanat Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.  Jadilah TNI yang berjuang, yang dicintai dan mencintai rakyat”, ungkap Presiden.

Pada pelaksanaan upacara HUT ke 70 TNI dan sekaligus HUT ke 65 Kodam IV/Diponegoro tersebut, bertindak selaku Komandan Upacara Komandan Brigif 4/Dewa Ratna Kolonel Inf Agus Widodo. Sementara itu pasukan yang terlibat upacara  1 kompi kelompok Perwira Menengah (Pamen),1 Kompi Perwira Pertama (Pama), 1 kompi gabungan (KOWAD, WARA, KOWAL), 2 kompi Taruna, 1 kompi Kopassus, , 1 kompi Yon Arhanudse-15, 1 kompi Yon Armed, 1 kompi Yon Kav, 1 kompi Brimob, 1 Kompi Yonif, 2 kompi PNS dan 1 kompi gabungan (FKPPI, PPM dan Satpol PP.

Usai upacara, ditampilkan tarian kolosal perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, defile pasukan. Tak hanya itu, berbagai alutsista TNI a tersebut juga dipamerkan seperti kendaraan polisi militer, kendaraan pertempuran jarak dekat dari Gultor anti teror, meriam, mobil Jihandak dan tank AMX 13.

Hadir pada upacara tersebut Forkompinda Jateng, Dan Lanud Adi Sucipto, Dan Lanal Semarang, para Asisten Kasdam IV/Diponegoro, Kabalak jajaran Kodam IV/Diponegoro, Ketua Persit KCK PD IV/Diponegoro beserta pengurus, Ardya Garini, Jalasenastri, Veteran, unsur kepolisian, FKPPI dan tamu undangan.

About Unknown

Brigade Infanteri 4/Dewa Ratna atau (Brigif 4/DR) merupakan satuan tempur setingkat Brigade yang membawahi 4 satuan yaitu Mako Brigade dan Detasemen Markas yang berkedudukan di Kota Slawi, Yonif 405/SK yang berkedudukan di Wangon, Banyumas serta Cilacap, Yonif 406/CK yang berkedudukan di Purbalingga, dan Yonif 407 yang berkedudukan di Tegal dan Pekalongan.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Top
Timbol media